Keutamaan Bulan Sya’ban

on Kamis, 05 Juni 2014



Awal bulan Sya’ban 1435 bertepatan pada hari Sabtu lalu, tanggal 31 Mei 2014.
Rasulullah Saw bersabda: “…Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku…”(Mafâtih al-Jinân, bab  Sya’ban)”.
Imam Ja’far Ash-Shadiq, seorang ahli Hadis besar yang juga guru imam Malik, berkata: “Ketika bulan Sya’ban tiba, Ali Zainal Abidin mengumpulkan para sahabatnya kemudian berkata: “Wahai sahabat-sahabatku, tahukah kamu bulan apakah ini? Bulan ini adalah bulan Sya’ban, Nabi Saw bersabda: ‘Bulan Sya’ban adalah bulanku, berpuasalah kamu di bulan ini karena cinta kepada Nabimu dan mendekatkan diri kepada Tuhanmu. Aku bersumpah, demi Dzat yang diriku dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku mendengar ayahku Al-Husein berkata: “Aku mendengar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. berkata: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Sya’ban karena cinta kepada Rasulullah saw dan mendekatkan diri kepada Allah, dia mendekatkannya pada kemuliaan-Nya pada hari kiamat dan mewajibkan baginya surga’.” (Mafâtih al-Jinân, bab  Sya’ban)
Sya’ban adalah bulan “kelalaian”
Para ulama salaf menjelaskan hikmah di balik kebiasaan Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah di bulan Sya’ban. Kedudukan puasa sunah di bulan Sya’ban dibanding puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunah Qabliyah bagi shalat wajib. Puasa sunah di bulan Sya’ban akan menjadi persiapan yang tepat dan pelengkap bagi kekurangan puasa Ramadhan.
Hikmah lainnya disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid R.A, ia berkata: “Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunnah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban?”.
 Beliau SAW menjawab:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
“Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, Maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah.” (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini).
Dalam menghadapi bulan Sya’ban yang penuh berkah ini, terkadang banyak di antara kaum muslimin yang terjebak dalam amalan-amalan bid’ah, karena mereka mengamalkan hadis-hadis yang kualitasnya lemah sekali dan bahkan palsu. Padahal terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan dengan rinci bagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan yang mulia ini. Berikut ini kami sampaikan sekelumit tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan Sya’ban dan beberapa persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Keutamaan Puasa di bulan Sya’ban                                 
Bulan Sya’ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunnah. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunnah. Bahkan beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja, agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Berikut ini dalil-dalil syar’i yang menjelaskan hal itu:
عن أم المؤمنين عائشة رضي الله عنها قالت: ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا شهر رمضان، وما رأيته في شهر أكثر صيامًا منه في شعبان
Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunnah melebihi (puasa sunnah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Imam Ali bin Abi Thalib Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan Allah. Barangsiapa yang berpuasa satu hari, maka wajib baginya (masuk) surga. Barangsiapa yang (berpuasa) dua hari, maka ia akan menjadi sahabat para Nabi dan shiddiqin pada hari kiamat. Barangsiapa yang berpuasa penuh satu bulan dan bersambung dengan bulan Ramadhan, maka dosa-dosa diampuni, dosa kecil maupun dosa besarnya walaupun ia berasal dari darah haram.”. Hadis ini bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq dari ayahnya dari bapak-bapaknya dari Imam Ali bin Abi Thalib ra. (Fadhâil Al-Asyhur Ats-Tsalatsah, h. 55)
Jadi pada dasarnya ketika kita melakukan puasa  satu bulan penuh di bulan Sya’ban itu di sunnahkan. Kalaupun sehari-dua hari di akhir Sya’ban itu dilarang, itu karena untuk menghindari ketidakjelasan. Dengan demikian, jika kita sudah mengetahui kapan awal Ramadhan akan jatuh, maka kita boleh berpuasa sampai akhir bulan Sya’ban.
Malam Nisfu Sya’ban
Malam nisfu Sya’ban adalah suatu malam pada pertengahan bulan Sya’ban, yang bisa diartikan malam pengampunan dosa, malam berdo’a, dan malam pembebasan. Di bulan ini kita dianjurkan juga untuk memperbanyak berdzikir, bersholawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, dll.
Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.” Mari kita perbanyak tanaman amalan kebaikan di bulan yang penuh berkah ini, supaya nantinya kita bisa menuai hasilnya di bulan Ramadhan yang akan datang.
باركلنا في رجاب وشعبان وبلغنا رمضان-  امين يا رب العالمين اللهم

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman