Jilbab yang ternodai
Peci merupakan
identitas Santri, dan Rantai Besi merupakan identisan preman. Ngaji adalah
hobinya Santri, cangkruan adalah kesukaan pengangguran. Itu dulu 10 tahun yang
lalu. Sekarang? “ nggak cangkruan nggak nyaman”. Ikut-ikutan preman nggak
sungkan. Sungguh aneh zaman sekarang, sesuatu yang dulu dianggap hal kurang
ajar sekarang dianggap wajar. Apalagi dikalangan remaja sekarang mereka lebih
suka memakai pakaian preman dari pada pakaian pelajar. Lebih suka pakek celana
dalam dari pada celana luar. Kalau cewek lebih suka dibilang sexy daripada
seperti bu nyai.
Kenapa bisa
begini, apakah dunia ini sudah terbalik yang baik jadi buruk, yang buruk jadi
baik. Mungkin saja? Karena begitu deras arus globalisasi yang menyerang negri
ini. Dulu sarung merupakan pakaian resmi kalau sore, sekarang sarung hanya
teman dalam tidur. Seolah-olah nuansa Islami sudah luntur dimakan oleh zaman
globalisasi. Sebenarnya apa penyebab lunturnya budaya ke-Islaman ini? Bisa jadi karena faktor lingkungan, atau orang tua
yang kurang perhatian itu juga bisa. Tapi, yang paling utama adalah kurangnya
pendidikan Agama. Sehingga membuat mereka tak mengerti bahwa apa yang mereka
lakukan termasuk tindakan yang kurang baik.
Contoh kecil
lunturnya budaya ke-islaman adalah hilangnya fungsi jilbab sebagai identitas
wanita muslimah. Kenapa begitu? Mari kita teliti, pernahkah anda jalan-jalan ke
alun-alun kota atau ke tempat berlibur. Apa yang anda lihat disitu, pasti
banyak bukan, ada berbagai macam keindahan alam, banyak muda-mudi, dan tua muda yang sedang asik menikmati
suasana. Tetapi, pernahkan anda berfikir atau terlitas difikiran anda diantara
hal-hal yang terlihat tadi ada sesuatu yang tak pantas, pasti ada dan banyak. Diantaranya mungkin
banyak pasangan remaja yang sedang asik menikmati indahnya cinta. Mamang kita
tak boleh menyalahkan orang yang sedang jatuh cinta, karena cinta itu anugrah
Tuhan yang Maha Esa. Tapi permasalahannya disini adalah remaja yang sedang
menikmati indahnya cinta itu belum ada ikatan pernikahan, boleh tidak orang
yang berlainan jenis berduaan. Pastilah tidak boleh itu juga termasuk dosa
besar. Dalam al-qur’an sendiri di jelaskan bahwa “ janganlah sekali-kali
mendekati zina”. Terus apa hubungannya antara jilbab sebagai identitas
seorang muslimah sama zina. Tentu ada hubungannya, sebab sekarang banyak wanita
yang memakai jilbab suka berduaan dengan laki-laki yang bukan muhrim. Janggal
bukan, sebuah jilbab yang dulunya dijadikan identitas wanita muslimah
sekarang tidak lagi. Seolah-olah mereka tidak malu melakukan kemaksitan dengan
memakai jilbab. dalam hal ini berarti ada suatu kemerosotan moral atau
kelunturan budaya islam.
Sekarang sangat
susah membedakan wanita muslimah dengan yang tidak. Kerena jilbab sudah tidak menjadi identitas
wanita muslimah lagi. Terus masihkah wanita muslimah dizaman sekarang,
yang pasti masihlah. Tetapi 1 banding 100. Tetapi, bagi anda kaum wanita jangan
berkecil hati karena pasti anda bukanlah tipe wanita yang seperti itu. Artikel
ini hanya ingin mengklarifikasi bahwa jilbab bukan tolak ukur seorang dianggap
seorang muslimah. Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kepada allah. Dan semoga di
jauhkan dari kefasikan. Dan juga mendapat ampunannya di hari kiamat nanti. Amin
By: always see hope
0 komentar:
Posting Komentar