Mukjizat Isra’ Mi’raj

on Kamis, 22 Mei 2014


Mukjizat Isra’ Mi’raj
Oleh : Syihabuddin Alwy
Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan yang dengannya Allah S.W.T memuliyakan Rasulullah S.A.W. Isra’ sendiri merupakan perjalanan  Rasulullah dari masjidil haram menuju masjidil Aqsa. Sedang Mi’raj merupakan perjalanan setelah Isra’, yaitu perjalanan menuju langit ke-7 yang mana itu termasuk kawasan yang tidak dapat di jangkau ilmu mahluk. Malaikat, manusia, dan jin.
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama’ tentang penetapan waktu terjadinya Isra’ Mi’raj. At-Thabâri mengemukakan bahwa Isra’ Mi’raj terjadi tatkala Allah memulyakan Rasulullah dengan Nubuwah. Sedang menurut Ibnu Sa’d dalam kitab Ath-Thabaqât Al-Kubra Isra’ Mi’raj terjadi pada 18 bulan sebelum Hijriyah. Akan tetapi kedua pendapat ini di tolak dan di anggap lemah. Seperti halnya pendapat yang pertama yang mengemukakan bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada saat Nubuwah. Pendapat ini di tolak lantaran Khadijah Radhiyallahu Anhu  wafat pada bulan Ramadhan tahun kesepuluh dari nubuwah. Sementara pada saat wafatnya belum ada kewajiban shalat lima waktu. Hanya saja dalam kandungan surat Al-Isra’ menunukan bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada masa-masa akhir.
Jumhur Ulama’ berpendapat bahwa perjalana Isra’ Mi’raj merupakan mukjizat terbesar yang menjadi bukti pemuliyaan Allah S.W.T terhadap Rasulullah S.A.W. perjalanan Isra’ Mi’raj di tempuh beliau hanya dalam satu malam. Dengan tubuh dan ruh beliau sekaligus. Dengan mengendarai Buraq, sejenis mahluk hidup yang ukuran tubuhnya lebih besar dari keledai, tetapi lebih kecil di bandingkan begal, dan tali kekang di letakkan di wajahnya.[1] Di riwayatkan bahwa setelah rasulullah sampai di Masjidil Aqsa beliau mengerjakan shalat dua rakaat. Setelah itu Rasulullah di Mi’rajkan ke Sidratul Muntah yang berada di langit ketujuh.
Deri sepengal kisah di atas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya Isra’ Mi’raj merupakan suatu Mukjizat yang sangat besar yang tidak dapat di jangkau akal manusia. Karena bagaimana mungkin hanya dalam satu malam bisa menempuh perjalan dari masjidil haram menuju masjidil Aqsa kemudian di lanjutkan dari masjidil aqsa ke sidratul muntaha di langit ketujuh. Padahal pada waktu itu untuk menuju masjidil aqsa di yarusalem membutuhkan 40 hari dengan berjalan kaki. Dan tidak mungkin manusia bisa melakukan perjalanan naik kelangit ketujuh yang mana malaikat dan jin tidak bisa menembusnya. Tetapi Rasulullah bisa dengan mu’jizat Allah.
Jadi tidak pantas kita mempunyai suatu anggapan bahwa perjalanan Isra’ Mi’raj Rasulullah tidak merupakan mukjizat. seperti halnya yang dikemukakan oleh para orientalis semisal Gustaf Lobon, August Kundt, Hayun, Goldziher. Dengan mengutip dalil dari Al-Qur’an yang berbunyi:
قُلْ إِنَّمَا الْآيَاتُ عِنْدَ اللَّهِ
“ katakanlah, sesungguhnya mu’jizat-mu’jizat itu hanya berada di sisi Allah…”(QS.Al-An’âm:6:109)
Dari dalil diatas para oreintalis memberi gambaran bahwa dalam sirah Rasulullah tidak ada mukjizat dan tanda-tanda kekuasaan Allah. sementara mukjizat sendiri di jadiakan Allah sebagai bukti penguat kebenaran para nabi-nya. Sesungguhnya inti dari kesesatan mereka di sebabkan karena ketidak percayaan mereka terhadap Zat yang menciptakan mukjizat itu. Jika mereka percaya kepada Allah Swt. Maka pastilah mereka percaya kalau semua itu bersumber dari Allah.
Tetapi celakanya pendapat para orientalis ini di benarkan oleh beberapa cendikiawan muslim. Seperti Dr. Muhammad Abduh, Muhammad Farid Wajdi, dan Husain haikal. Sungguh sebuah kerugian besar bagi dunia Islam. Ketika orang yang mengaku muslim memiliki andil dalam penyebaran pemuikiran yang sesat para orientalis. Yang sebebarnya pendapat tersebut muncul karena kedengkian dan kebencian mereka dengan perkembangan keilmuan umat Islam. Dengan begini para musuh umat Islam tidak lagi perlu mengangkat senjata untuk menghancurkan Islam. Meraka hanya perlu menanamkan ideologi kafir dalam fikiran setiap muslim.
para orientalis sangat cerdik dalam menghancurkan umat Islam. Meraka tahu kalau umat Islam tidak bisa di kalahkan dengan senjata. Melaikan dengan cara membuatnya ragu dengan kitab sucinya. Akhirnya mereka membuat kajian tentang Al-Qur’an yang tujuan meniupkan keraguan tentang kemukjizatn Al-Qur’an. dengan harapan akan dapat pula meruntuhkan seluruh sumber ajaran Islam lainnya seperti as-Sunnah, Ijma Sahabat, dan Qiyas. Itulah tujuan akhir mereka yang sangat keji. Mereka juga berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah hasil pemikiran Muhammad S.A.W. Tetapi pendapat tersebut di bantah dengan ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“ dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an)yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”
Dan masih banyak lagi ayat Al-Qur’an yang mengecam pendapat tersebut. Bukti sejarah sendiri menyatakan bahwa tidak ada satu mahluk pun di dunia ini yang bisa menandingi Al-Qur’an. kita harus berhati-hati dengan pemikiran sesat para orientalis. Dan kita jangan menerima mentah-mentah pemikiran sesorang sebelum mengkajinya lebih dalam.


[1] Fiqih sirah . hlm 61

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman